Perayaan Nominasi Visions of Peace Dihadiri Sutradara Asal Amerika
indopers.net, Jakarta – Organisasi Visions of Peace Initiative (VOPI) mengadakan perayaan nominasi sebagai peraih nominasi Nobel Peace Prize di Pura Agung Wira Dharma Samudra di kompleks Marinir, Cilandak, Jakarta Timur pada Kamis (7/7/2022).
Perayaan itu sangat special karena dihadiri oleh Pendiri Visions of Peace Initiative (VOPI), Princess Cheryl Halpern yang langsung dari Amerika Serikat. Cheryl bersama anak-anak lintas agama menunjukan semangat toleransi yang luar biasa.
Acara itu turut dihadiri oleh anak-anak yang ikut dalam perlombaan Visions of Peace, Raja Tallo, BRAy Erna Santoso, Abah Ukam. Dan didukung penuh oleh Yayasan Peduli Anak Indonesia.
Sebelumnya, acara ke 57 Visions of Peace Initiative bersama dengan Princess Cheryl Halpern dan Prince Damien Dematra diadakan di Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Al-Matiin, Kedaung, Pamulang pada 6 Juli 2022 lalu.
Di Pamulang itu, bersama dengan ratusan anak yatim, Princess Cheryl terharu melihat semangat dari anak-anak tersebut untuk perdamaian.
Cheryl bersama Pangeran KPH Dr. Damien Dematra telah mengadakan acara Visions of Peace yang telah menginspirasi ratusan ribu di 57 kota di Indonesia.
Dalam rilis resmi yang diterima redaksi, Jumat (8/7/2022), dijelaskan, Visions of Peace turut dinominasikan untuk Nobel Perdamaian oleh Dewan Legislatif Indonesia yaitu Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD LaNyalla Mattalitti, Anggota DPR H. Muhammad Farhan.
Cheryl Halpern mengatakan, pengakuan dan pencalonan Visions of Peace Initiative dari Badan-badan legislatif Indonesia merupakan suatu kehormatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tak tertandingi. Pengakuan luar biasa terhadap sebuah lembaga swadaya masyarakat ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Republik Indonesia.
Kata Cheryl, penghargaan yang paling berarti ini akan menginspirasi semua orang yang telah berpartisipasi dalam VOPI dan mereka yang belum berpartisipasi, untuk terus mempromosikan perdamaian dan toleransi.
Princess Halpern menjelaskan, perspektifnya dan Pangeran KPH Dr. Dematra dalam mendirikan VOPI adalah “Visions of Peace Initiative mencakup etika timbal balik, juga dikenal sebagai aturan emas, nilai universal yang penting bagi perilaku sosial sipil.
Etika timbal balik ini katanya, mengajarkan kita untuk “lakukan kepada orang lain seperti yang anda ingin dilakukan untuk diri sendiri dan jangan lakukan kepada orang lain seperti yang tidak ingin anda lakukan untuk diri sendiri’.
Pesan tersebut adalah pesan yang menemukan ekspresi selama ribuan tahun dalam ajaran semua agama. Ini juga merupakan konsep yang menjadi inti dari semboyan Indonesia, ‘Bhinneka Tunggal Ika, persatuan dengan menghargai keberagaman’, karena tanpa menghormati keragaman dalam keluarga atau komunitas tidak akan ada persatuan. Namun, pilar penting perilaku sipil ini tidak diajarkan secara efektif kepada kaum muda saat ini.
Visions of Peace Initiative berkomitmen untuk memberikan pemahaman yang berarti tentang perilaku etis yang dapat dicapai melalui apresiasi terhadap nilai timbal balik. Setiap peserta dalam Vopi menjadi pendukung toleransi saat mereka membawa visi dan pemahaman mereka tentang aturan emas ke rumah dan komunitas mereka.
Kemudian mereka telah belajar bahwa ada alternatif yang lebih mulia dan lebih memuaskan dari intoleransi dan kekerasan. Dengan menganut aturan emas, mereka menunjukkan perilaku yang mempromosikan kesopanan, martabat, dan rasa hormat.
Selain dari anggota legislatif Indonesia, Visions of Peace Initiative juga merasa terhormat telah dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian oleh Prof. Dr. Ir. Oktovian Berty Alexander Sompie, dari Universitas Kristen Indonesia Tomohon dan oleh Dr. Ephraim Isaac, Direktur Institute of Semitic Studies di Princeton University. Kedua universitas akademika yang terhormat ini memuji pentingnya andil VOPI terhadap kaum muda.
Selanjutnya Princess Cheryl Halpern dan Pangeran KPH Dr. Dematra mendesak kita semua untuk menghargai komentar Alfred Nobel bahwa, “keinginan baik tidak akan menjamin perdamaian.” Kita harus ingat bahwa kesopanan dan perdamaian membutuhkan komitmen yang teguh untuk menanamkan dalam setiap generasi pemahaman tentang “etika timbal balik”.
Sumber: DPP Ajwi/ Tarmidzi yazid.
191 total views, 1 views today