Pemerintah Desa Pangkur Kabupaten Ngawi Bersama Kelompok Tani Adakan Gladak Atau Gropyokan Hama Tikus.
indopers.net, Ngawi (Jatim) – Para petani dibantu Babinkamtibmas serta Babinsa dan Dinas Pertanian setempat melakukan upaya pembasmian hama tikus dengan sistem gropyokan, Hasilnya, puluhan tikus dapat ditangkap dan dimusnahkan.
Aksi gropyokan dilakukan oleh Kelompok Tani dan para petani di Desa Pangkur Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi secara bergantian di setiap Kelompok Tani. Sistem gropyokan ini dilakukan dengan cara mengairi liang yang menjadi persembunyian tikus dengan air dari pompa air serta dengan cara ubus pakai belerang.
Dengan cara itu, tikus yang berada di dalam sarang akan keluar dan selanjutnya ditangkap oleh para petani yang ikut geropyokan serta membantu dalam kegiatan tersebut.
Menurut salah seorang petani Tosy sekaligus Kepala Dusun Pangkur Menyatakan bahwa saat ini serangan hama tikus mulai merebak di area persawahan Desa Pangkur pada umumnya, akibatnya banyak tanaman padi yang rusak dijarah tikus, padahal usia tanaman padi yang baru berusia dua minggu.
“Tikus mulai banyak lagi, serangan tikus ini tidak mengenal usia padi, mulai dari baru tanam sampai mau panen bisa diserang. Yang di sini ini rata-rata masih dua minggu banyak yang dipotongi oleh tikus,” katanya ( 11/04/2022 ).
Langkah gropyokan rutin digelar oleh para petani setempat, karena dinilai bisa mengurangi jumlah populasi tikus. Selain itu warga juga menerapkan metode pembasmian dengan cara lain, mulai memasang jebakan hingga penyebaran racun tikus.
“Yang jelas berbagai cara dilakukan agar tikusnya tidak semakin membabi buta. Kegiatan seperti ini selalu kami lakukan setiap musim tanam atau pada saat padi mulai tumbuh,” jelasnya.
Tosy menambahkan, penanggulangan hama tikus dinilai lebih efektif apabila dilakukan pada awal musim tanam, sehingga perkembangbiakan tikus dapat dikendalikan. Selain itu dampak kerugian yang ditimbulkan di awal musim tanam akan lebih sedikit.
“Kalau padi masih usia muda apabila diserang tikus masih bisa tumbuh lagi, tapi kalau sudah mulai berbulir ya mati,” ujarnya.
Serangan tikus secara masif sempat terjadi di area persawahan Desa Pangkur pada akhir masa tanam satu yang lalu, akibatnya banyak petani yang gagal panen. Saat itu serangan hama tikus sulit dikendalikan sebab usia padi mulai menua.
Sementara itu Petugas dari Dinas Peetanian Kecamatan Pangkur mengatakan metode gropyokan dengan air merupakan salah satu cara untuk mengurangi jumlah populasi tikus. Cara tersebut dinilai efektif dan lebih ramah lingkungan.
“Akan efektif apabila dilakukan secara rutin, tapi kalau tidak rutin ya populasinya akan banyak lagi,” katanya.
Dari pengamatan yang dikakukan Dinas Pertanian Kecamatan Pangkur maupun Kabupaten Ngawi masifnya serangan hama tikus di Ngawi khususnya Desa Pangkur diakibatkan oleh beberapa faktor.
“Faktor yang mempengaruhi banyaknya populasi tikus karena musim tanam yang tidak serempak, daerah sini baru tanam sedangkan di seberang sana sudah mau berbulir bahkan ada yang mau panen,” ujarnya.
Sehingga stok makanan yang menjadi sasaran tikus terus tersedia dan melimpah. Tikus pun akan mengalami ledakan perkembangbiakan. Selain musim tanam, faktor perbedaan jenis tanaman juga ikut mempengaruhi tingginya intensitas serangan hama tikus.
“Yang di sini padi kemudian di seberang palawija, ya otomatis ikut mempengaruhi,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku tidak bisa berbuat banyak terkait tidak serempaknya musim tanam maupun jenis tanaman. Pihaknya hanya sebatas melakukan penyuluhan dan edukasi kepada para petani.
(Rin )
831 total views, 1 views today