2024 Pacitan Catat Rekor Kasus DBD dari Tiga Tahun Sebelumnya, Dinkes Memohon Agar Masyarakat Tidak Mengeluh Lelah Melakukan Gerakan PSN.

indopers.net | Pacitan (Jatim) – Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan mengungkap bahwa telah terjadi 559 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam periode Januari-Desember 2024.

Sebagai daerah endemis, masyarakat Pacitan tidak boleh mengenal mengeluh lelah melakukan gerakan Pembarantasan Sarang Nyamuk (PSN), sebab lengah sedikit saja akan mengancam deret panjang angka kasus Demam Berdarah Dengue yang mematikan tersebut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, drg Nur Farida mengungkapkan, serangan nyamuk sejak awal 2024 Pacitan dihadapkan pada kasus demam berdarah, tak hanya dari daerah endemis namun juga daerah yang sebelumnya bebas dari penyakit itu.

Lebih dari 559 kasus demam berdarah telah dilaporkan 12 Puskesmas ke Dinas kesehatan selama setahun dengan total 559 kasus. Meski tidak bisa menyalahkan cuaca, namun mau tidak mau, peningkatan risiko penularan dengue ini dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan perubahan iklim, selain juga karena pola jaga kebersihan lingkungan yang masih kendor.

“Tahun 2024 memang saya akui jadi tahun istimewa karena kenaikannya luar biasa dan kasus yang ditemukan sepanjang setahun tidak putus-putusnya, meski begitu, Nur Farida menyebut tren kasus DBD di Kabupaten Pacitan saat ini tren melandai,”jelasnya.

Adapun belum genap lima bulan, dia melanjutkan, sampai saat ini per 6 Mei 2025, juga telah dilaporkan kurang lebih 258 kasus, dan Tegalombo menjadi penyumbang terbanyak dari angka tersebut.

DBD 2024 jadi rekor tidak terputusnya rantai penularan. Setiap hari dalam setiap bulannya selama periode setahun terus saja ditemukan penderita yang tergigit nyamuk aedes aygepthy.

Tak berhentinya kasus DBD di Kabupaten Pacitan disebabkan karena sejumlah faktor, salah satunya faktor alam. Selain itu, tingginya kasus DBD saat ini juga disebabkan karena masyarakat yang menyepelekan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3M (menguras, menutup, mengubur). Padahal kata Farida, langkah tersebut jadi yang paling mudah dilakukan.

Diketahui, selama setahun 2022, kasus DBD mencapai 285 dengan tiga meninggal dunia. Adapun setahun 2023 jumlah kasus mencapai 221 kasus.

“Jumlahnya ada 33 pasien hingga akhir April 2025,” ungkap drg Farida.

Secara keseluruhan, imbuh Farida, total pasien DBD di Pacitan periode Januari hingga April 2025 mencapai 258 orang. Sebelumnya, pihaknya sempat mencatat ada 336 kasus DBD di Pacitan per 13 Februari. Namun jumlah tersebut termasuk pasien suspek, yang kemudian diverifikasi ulang. (ttk)

 57 total views,  1 views today