Komentar Ketua LSM PKN Madura, Tentang Kasus Penembakan Terduga Begal di Sumenep Dinilai Langgar SOP

Komentar Ketua LSM PKN Madura, Tentang Kasus Penembakan Terduga Begal di Sumenep Dinilai Langgar SOP

indopers.net, Sampang (Madura) – Ketua LSM Pemantau Keuangan Negara (PKN) wilayah Madura, Jawa Timur, Abd Kholiq menilai kasus penembakan terhadap terduga begal di Jalan Adirasa Desa Kolor, Kecamatan Kota, melanggar standar operasional prosedur (SOP).

Kholiq sapaan akrab Ketua LSM PKN Madura mengatakan, tindakan polisi yang melumpuhkan pria yang diduga begal hingga tewas sangat tidak dibenarkan. Apalagi, saat terduga begal tersebut sudah jatuh masih diberondong tembakan.

“Polisi tidak boleh seenaknya melepaskan tembakan, padahal terduga sudah jatuh tersungkur masih saja diberondong dengan tembakan,” ujar Kholiq, saat dikonfirmasi di Kantor LSM PKN Sampang – Madura, Rabu (16/3/2022).

Menurut Kholiq, seharusnya, oknum polisi bertindak sesuai SOP, sebagaimana tertuang dalam peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

“Pertama diberi tembakan peringatan, barulah jika tetap melawan bisa diberi tembakan terukur, yakni tembakan yang tidak menghilangkan nyawa seseorang. Misalkan pada area kaki dengan tujuan agar tidak melakukan perlawanan,” katanya, menjelaskan.

Namun, yang terjadi di lapangan, dalam video viral yang tersebar luas tersebut sangat berbeda. Terduga pelaku begal yang sudah jatuh tersungkur masih saja diberondong tembakan oleh petugas Resmob Polres Sumenep.

“Tindakan tersebut justru tidak dibenarkan, mengingat bahwa hukum di negara ini menganut asas praduga tak bersalah, apalagi pihak keluarga pria yang ditembak itu mengatakan bahwa dia memiliki gangguan mental alias stres,” jelasnya.

Kholiq juga menilai, peristiwa penembakan bertubi-tubi oleh petugas adalah hal yang tidak manusiawi, meskipun ia diduga sebagai pelaku percobaan perampasan kendaraan bermotor.

“Ini mengarah ke pembunuhan sudah, karena oknum polisi tersebut melakukan penembakan melebihi prosedur sehingga menghilangkan nyawa seseorang,” ucap dia.

Atas peristiwa tersebut, pihaknya mendesak Kapolres Sumenep bertanggung jawab menyampaikan ke publik tentang kronologi sebenarnya. Sebab dengan viralnya video itu, masyarakat akan beranggapan bahwa penembakan dari oknum polisi ada unsur kesengajaan.

“Kapolres harus mengevaluasi dalam bentuk sanksi atas kinerja anggotanya dalam mengatasi kriminal, sehingga tidak membabi buta dan menjatuhkan nama baik Polres Sumenep,” kata Kholiq, menegaskan.

Dikonfirmasi terpisah, Kasubbag Humas Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti menyampaikan, pihaknya tengah melakukan investigasi mengenai peristiwa penembakan yang viral tersebut.

“Kalau masalah tembakan keseluruhan, ada beberapa kali, disesuaikan dengan kondisi di lapangan, cuma hitungannya masih kita dalami karena terdiri dari beberapa petugas,” kata perempuan yang akrab dipanggil Widi itu.

Disinggung soal tembakan bertubi-tubi yang diarahkan ke tubuh terduga pelaku melanggar SOP (Standar Operasional Prosedur), Widi menyatakan masih sedang didalami.

“Jadi kita masih dalami itu, sedang didalami Propam, semua ada prosedurnya, sudah diinvetigasi terkait viralnya video tersebut,” jelas dia.

Widi juga tidak bersedia mengungkap berapa total peluru yang ditembakkan petugas kepada terduga pelaku dengan alasan menjadi ranah penyidik. “Itu ranah penyidik mas,” imbuhnya. Tapi Widi menerangkan, pada saat kejadia ada sekitar 15 petugas yang diterjunkan di lapangan untuk mengamankan korban dan masyarakat sekitar dari tindakan terduga pelaku yang dinilai membahayakan.

“Petugas satu tim, sekitar 15-an orang,” tandas mantan Kapolsek Kota Sumenep itu.

Diberitakan sebelumnya, Video penembakan viral di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Video tersebut mempertontonkan seorang pria membawa senjata tajam (sajam) berupa celurit.

Polisi yang ada di lokasi memberikan tembakan peringatan. Tapi pria tersebut tetap berjalan sambil menenteng sajam. Akhirnya polisi mengarahkan pelatuk pistol tepat ke pria tersebut yang mengakibatkan pria itu tersungkur ke aspal.

Sebelum dilumpuhkan, pria tersebut menodongkan sajam kepada warga dengan maksud hendak merampas sepeda motor yang dikendarai. Tetapi korban berhasil menyelamatkan diri.

Berdasarkan identitas yang dikantongi polisi, pria tersebut berinisial HM (24), warga Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep.

(gru)

 638 total views,  1 views today

indopers.net

Menyampaikan Kebenaran Yang Jujur Untuk Keadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *