Potret Nyata Kemiskinan Terabaikan: Janda di Kota Industri Sidoarjo Menderita, Janji Kesejahteraan Mati Suri
					indopers.net | SIDOARJO (JATIM) – Kisah memilukan dialami Ismawati (35), seorang janda warga Desa Karangpuri, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo. Bertahun-tahun berstatus janda dan berjuang menafkahi putrinya, Isma mengaku belum pernah sekalipun menerima bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah, meski hidup dalam kondisi memprihatinkan.
Sejak ditinggal pergi suaminya pada tahun 2021, Ismawati menjadi tulang punggung keluarga. Ia bekerja sebagai pengasuh balita dengan upah harian yang minim, yakni Rp50.000 per hari, dan hanya bekerja lima hari dalam seminggu. Penghasilan yang pas-pasan ini harus ia gunakan untuk membiayai kebutuhan hidupnya dan putri semata wayangnya yang kini duduk di bangku SMP.


Kondisi Tempat Tinggal: Isma bersama putrinya menempati sepetak bangunan kecil dan ala kadarnya dari triplek, yang mirisnya, tidak memiliki fasilitas WC (kamar mandi).
Pengakuan Ismawati:
“Dari awal saya belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, terutama dari pemerintah desa,” kata Ismawati saat ditemui di lokasi.
Bansos Diduga Terganjal Usia, Ditolak karena Belum 60 Tahun
Kondisi ini semakin ironis mengingat Ismawati sudah beberapa kali mencoba mengajukan permohonan bantuan. Ia menceritakan bahwa pernah ada survei, namun tindak lanjutnya nihil.
”Sempat disurvey setahun lalu oleh anak-anak muda, katanya dari pemerintah tapi sampai sekarang juga ga ada apa-apa,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Upaya pengajuan bantuan bahkan pernah dilakukan oleh kakak Ismawati kepada Kepala Desa Karangpuri. Namun, permohonan tersebut diduga terganjal alasan usia. Ismawati dikabarkan tidak bisa mendapatkan bantuan karena belum berusia 60 tahun.
Ismawati berharap adanya perhatian dari pihak berwenang.
“Saya tidak pernah meminta-minta, tapi setidaknya bila dikasih juga kan bisa membantu meringankan beban saya juga,” ujarnya.
Komunitas Insan Pers Peduli yang memantau langsung ke lokasi tempat tinggal Ismawati membenarkan kondisi rumah yang sangat tidak layak huni, terbuat dari triplek dan tanpa fasilitas sanitasi dasar.
Kasus ini menjadi sorotan tajam, menguak persoalan akurasi data kemiskinan dan mekanisme penyaluran bansos yang tampaknya belum menjangkau warga miskin ekstrem dan pekerja rentan seperti Ismawati. (Arju Herman)
98 total views, 98 views today






