Sosialisasi Perlindungan Satwa Liar Dan Habitatnya Di Wilayah Perkebunan Sawit dan Hutan Produksi
indopers.net | Kotim (Kalteng) – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng yang bekerjasama dengan Orangutan Foundation memberikan sosialisasi perlindungan satwa liar dan habitatnya di wilayah perkebunan sawit dan hutan produksi, kepada 3 desa di kecamatan Mentaya Hilir Utara yang dilaksanakan di aula kantor desa Bagendang Hulu, Kamis 30 November 2023.
Ketiga desa tersebut adalah, desa Ramban, desa Bagendang Hilir, dan desa Bagendang Hulu yang sekaligus sebagai tuan rumah. Sosialisasi ini dihadiri sekcam Mentaya Hilir Utara, Rombongan dari BKSDA Kalteng, Komandan pos BKSDA Sampit, Orangutan foundation, Kepala desa Bagendang Hulu, Kepala desa Bagendang Hilir, Kepala desa Ramban, tokoh masyarakat setempat, dan para tamu undangan lainnya yang hadir.
Ketika dijumpai media ini Dendi Setiadi dari BKSDA Provinsi Kalteng menyampaikan,” Sebelumnya saya berterima kasih kepada masyarakat dari tiga desa, masyarakat desa Ramban, desa Bagendang Hilir, dan desa Bagendang Hulu antusias sekali karena memang perlunya sosialisasi ini. Karena akhir-akhir ini memang kerusakan lingkungan sekitar kita, menjadi masalah juga buat masyarakat. Umumnya di kota Sampit, memang masuk dari kabupaten Kotawaringin Timur bagian hilir akhir-akhir ini kita dihadapkan kepada masalah konflik satwa liar antara manusia dan satwa liar. Sehingga perlu bagaimana cara-cara mengatasi apabila berjumpa dengan satwa liar.
“Jadi harapan kami masyarakat juga bisa berdampingan hidup dengan satwa liar karena bagaimanapun, karena kerusakan habitat satwa liar akibat-akibat juga secara tidak langsung manusia juga yang melakukan. Artinya kita mulai saat ini kita coba mengembangkan desa ramah satwa, kecamatan rawasatwa dan Kabupaten remaja,”harap Dendi Setiadi.
Secara terpisah Sekdes Bagendang Hulu (Hendri Wijaya) menambahkan, “Kami dari pemerintah Desa tentunya menyambut baik sosialisasi yang diberikan oleh BKSDA Kalteng. Karena ini memang jadi permasalahan, terutama masuknya binatang-binatang buas, seperti Beruang, terus Buaya yang sering berhadapan langsung dengan masyarakat.
Jadi dengan adanya sosialisasi ini kami bisa, setidaknya memberikan tindak lanjut kalau memang suatu saat nanti ada binatang-binatang yang lainnya. Yang memang masuk ke desa kami, tentunya ini akan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kami pemerintah desa. Karena apapun binatang-binatang ini tidak mungkin langsung masuk ke desa kita tanpa adanya hal-hal yang bisa menarik binatang itu,
Terutama pembuangan sampah sembarangan, pembangunan kandang-kandang di tepi sungai seperti yang disampaikan waktu sosialisasi. Jadi mungkin ini akan jadi tolak ukur bagi kami untuk memberitahu kepada masyarakat terkait datangnya binatang-binatang terutama beruang dan buaya,”tutup sekdes.
(Umar k)
552 total views, 1 views today