Fakta di Balik Meninggalnya Pasien RSMZ Sampang di Kamar Mandi, Direktur dan Keluarga Pasien Gelar Jumpa Pers
indopers.net | Sampang (Madura) – Beberapa platform media sosial sempat di hebohkan dengan beredarnya video amatir yang menyebutkan jika ada salah satu pasien Rumah sakit umum Daerah (RSUD) Muhammad Zyn Sampang meninggal dunia di kamar mandi pada 26/08/2023.
Dalam video tersebut ada suara wanita yang merupakan perekam kejadian tersebut menjelaskan jika pasien meninggal dikarenakan pasien mau ke kamar mandi tidak boleh di dampingi oleh keluarganya.
Akibat dari pernyataan tersebut, Agus Akhmadi selaku direktur utama RSMZ dan keluarga pasien gelar jumpa pers untuk meluruskan dan mengklarifikasi tudingan dari video viral itu.
dr Agus Akhmadi menjelaskan jika pasien berada di ruang isolasi dan didampingi oleh keluarganya.
“Jadi, video yang ramai jika pasien dilarang didampingi itu tidak benar, karena didalam ada 3 keluarga yang menjaganya,” tegas Dirut RSMZ.
Ia juga menjelaskan jika pasien meninggal diduga disebakan gagal nafas akibat lepas dari selang oksigen yang seharusnya tidak boleh dilepas.
“Jadi, dari awal sudah dijelaskan jika pasien tidak boleh lepas oksigen, dan jika mau buang hajat cukup dari tempat tidur saja. Mungkin karena perasaan malu atau sebagainya, pasien memaksakan diri untuk ke kamar mandi dengan di dampingi oleh keluarganya dan jatuh di kamar mandi akibat gagal nafas karena lepas dari selang oksigen,” ucap dr Agus.
Penjelasan tersebut juga diamini oleh keluarga pasien yakni Soleh selaku menantu dari pasien yang meninggal.
Soleh menjelaskan dengan gamblang bahwa di ruangan tersebut bahkan sampai ke kamar mandi, pasien di dampingi oleh istri dan kedua putranya.
“Pasien ini ke kamar mandi di dampingi oleh istri dan dua putranya, tapi pas di kamar mandi jatuh di pangkuan anaknya,” jelas Soleh pada awak media di aula Rumah sakit pada Senin 28/08/2023
Pihaknya juga memastikan jika perekam video yang sempat viral tersebut hoaks atau tidak benar dan bukan dari keluarganya dan hingga kini identitas perekam belum di ketahui.
“Yang rekam dengan mengatakan tidak boleh di dampingi itu tidak benar mas, dan saya tidak tau siap yang merekam itu. Kalau dari keluarga gak mungkin mas, masih panik ngurus pasien mana sempat mau rekam,” tegas Soleh.
Akibat dari beredarnya video tersebut pihak rumah sakit sangat dirugikan karena sudah terbangun stigma negatif di masyarakat, namun hingga kini pihak RSUD yakni dr Agus Akhmadi selaku direktur utama belum mengambil langkah hukum.
“Untuk saat ini, harapan kami hanya ingin penyabar dan perekam video tersebut untuk meminta maaf di hadapan publik, itu saja harapannya,” pungkas dr Agus. (man)
339 total views, 1 views today