Peduli Stunting, Pemerintah Desa Kuta Tinggi Pakpak Bharat Bagikan Susu , Roti Dan Telur
indopers.net | Pakpak Bharat (Sumut) – Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus DAA., DEA., IPU. ASEAN Eng., mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan triple ganda permasalahan gizi. Bahkan, Indonesia menempati urutan ke-5 dunia dengan jumlah anak di bawah usia 5 tahun (balita) dengan status stunting setelah Pakistan, Nigeria, China, dan India.
Menurut Agus, stunting dinyatakan sebagai keadaan tumbuh lambat dan atau gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis. Indikator utamanya adalah bobot badan dan tinggi badan yang lebih rendah daripada standar usianya.
Kekurangan gizi pada umumnya terjadi sejak dalam kandungan hingga masa awal setelah anak lahir, sedangkan untuk kasusnya baru terlihat nyata setelah anak berumur 2 tahun.
“Status prevalensi gizi balita yang mengalami stunting berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2019 sebanyak 27,67 persen atau mengalami penurunan dari angka 30,8 persen pada 2018”, ujarnya di Fakultas Peternakan UGM, Senin (2/3).
Agus menjelaskan kondisi stunting bukan hanya berdampak pada tubuh secara fisik, namun juga menghambat perkembangan kognitif dan motorik. Selain itu, katanya, berpotensi lebih tinggi mengalami gangguan penyakit metabolik ketika dewasa.
“World Bank menyebutkan potensi kerugian ekonomi bagi negara setiap tahunnya bisa mencapai 2-3 persen dari GDP (Gross Domestic Product). Jika GDP Indonesia 13 ribu triliun rupiah maka potensi kerugian berkisar 260-390 triliun rupiah per tahun,” ucapnya.
Terkait hal tersebut, Pemerintah Desa Kuta Tinggi, kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat, bagikan telur, Roti dan susu kepada anak-anak PAUD, di Kantor Desa Kuta Tinggi Kamis( 22/06/2023)
Adapun harapan Pemerintah Desa Kuta tinggi supaya msalah Stunting di desa Kuta tinggi bisa dicegah.
“Dalam hal ini kami dari pemerintah Desa Kuta tinggi berharap. Dari kegiatan ini paling penting ditanamkan adalah soal pemahaman gizi protein hewani berupa telur dan susu kepada anak usia dini agar memiliki perilaku makan yang baik, tidak kecanduan makanan instan dan tentu saja juga untuk mencegah stunting,” tuturnya.
Kepala Desa Kuta Tinggi menjelaskan telur merupakan sumber protein hewani yang paling mudah didapatkan dan sangat disukai anak-anak hingga orang dewasa. Dengan harga yang terjangkau setiap rumah tangga bisa menyediakannya tiap hari.
Begitu pula dengan susu. Gambaran susu mahal bisa ditepis dengan tersedianya susu segar hasil produksi koperasi peternak sapi perah yang diproses pasteurisasi dalam kemasan kap dan harganya terjangkau oleh uang jajan anak.
Perwakilan masyarakat penerima bermarga bancin, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa Kuta Tinggi dan berharap kerja sama semacam ini terus berlanjut. ” Jelas nya
“Kami masyarakat Desa Kuta Tinggi mengucapkan Banyak terima Kasih kepada Kepala Desa Kuta Tinggi Beserta Jajarannya, semoga apa yang diharapkan pemerintah dan masyarakat, yang utama yakni tidak ada lagi anak anak desa Kuta tinggi yang masuk kategori Stunting, tetapi anak anak yang sehat jasmani dan rohani,” ungkapnya . (IP/SP)
221 total views, 1 views today