Diduga Tidak Salurkan Bantuan BLT DD Tahun 2022, Pemdes Songgom Kabupaten Brebes di Demo Warga
indopers.net, Brebes (Jateng) – Kantor Pemerintah Desa Songgom Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes Jawa Tengah, di demo warganya pada Kamis pagi, (29/12/2022).
Warga mendesak agar pemerintah Desa Songgom segera menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) tahun 2022 yang di anggap tidak disalurkan 5 kali dari 12 kali dalam satu tahun, yang diduga di gunakan untuk kepentingan pribadi oknum aparatura Desa.
Masa aksi demo warga juga menuntut kepala Desa (Kades) dan operator Desa Songgom yang diduga mengunakan dana harus bertanggung jawab untuk mengembalikan hak warga dan meminta maap secara terbuka.
‘’Kami ke sini bertujuan menuntut kejelasan pencairan dana Bantuan Langsung Tuanai dari sumber anggaran dana desa DD yang tidak jelas,’’ kata seorang pendemo.
Pendemo lain, Slamet menuntut Kades dan operator meminta maap dengan secara terbuka, “Kami atas nama masyarakat meminta mereka yang menggunakan dana BLT DD keluar dari kantor desa untuk menemui warga dan meminta maap. ” kata salah satu warga.
Ratusan warga itu juga membentangkan poster bertuliskan desakan agar BLT DD segera dicairkan. Dan mencopot Kades dan operator Desa, serta tranparansi dalam penggunaan dan pengelolaan anggaran dana desa lainya.
Aksi masa tersebut sempat memanas mendorong pintu pagar, namun berkat penjagaan yang humanis dan sigap dari jajaran Polres Brebes berhasil meredam aksi warga.
Sementara itu atas permintaan warga, Kades Songgom, Sahuri bersama operator desa sempat menemui warga di luar pagar untuk meminta maap, sayangnya masa yang cenderung emosi menuntut turun, sehingga petugas yang mengawal aksi segera meminta kades dan operator untuk kembali masuk ke ruang balai Desa.
Saat ditemui awak media, Kades Songgom mengaku ada keterlambatan penyaluran dana BLT DD ke penerima manfaat, namun ia mengaku keterlambatan tersebut masih dalam masa di tahun 2022.
“Terangnya,.
“Inikan akhir tahun yang seharusnya sudah diselesaikan, dan dalam proses pembagian yaitu yang ke 7 dan yang ke 12.
Ia mengaku keterlambatan pembagian lantaran keteledoranya, “jadi disitu saya gak kontrol dan gak koreksi kalau operator menyalahgunkan anggaran, dia mengambil dana BLT tanpa sepengetahuan saya selaku kepala Desa,dan ada tanda tangan fiktif, saya tidak merasa menandatangani tetapi dana desa itu bisa dicairkan.”Jelas Sahuri,.
Sahuri juga mengaku menggunakan dana BLT satu kali namun di katakanya untuk menutup kebutuhan proyek dan dikatakanya telah dikembalikan.
Sementara operator Desa Songgom, Singgih membantah jika semua itu atas dasar kepentingan pribadi, menurutnya ia lakukan atas dasar perintah pimpinan atau Kades.
“Saya disuruh, waktu itu kebutuhan mendadak pak kades, tapi saya mengakui ada tanda tangan yang di dempul (Fiktif red) dan saya di suruh pak kades, Kata Singgih.
Singgih juga beberkan terkait dana yang selama ini belum tersalurkan lantaran digunakan untuk kepentingan pemerintah desa.
“Dana yang tidak disalurkan di tahap 7 itu di alihkan ke kebutuhan PPKM, yang dipakai pak kades, dana tahap selanjutnya, mohon maaf kalau bisa jangan di exspos, katanya digunakan untuk orang brebes,” beber singgih yang enggan menyebut nama orang brebes.
Sementara koordinator aksi mengaku aksi warga lantaran BLT DD yang tidak dibagikan.
“Aksi warga itu lantaran dana BLT DD yang diketahui sudah dicairkan namun tidak dibagikan kepenerima manfaat, meski saat ini ada beberapa tahap yang telah dibagikan itu lantaran ada desakan dari warga.”kata Tasori.
Tasori membeberkan ada 5 tahap dari jumlah 220 orang KPM yang seharusnya menerima.
Dikatakanya, dalam aksi ini masyarakat menuntut bukan saja anggaran BLT DD, namun anggaran anggaran Desa lain sejak tahun 2020 hingga 2022 yang di anggap tidak jelas peruntukannya.
“Dari tahun 2020 hingga 2022 ternyata banyak sekali anggaran desa yang diduga tidak direalisasikan, salah satunya dana padat karya dan pembangunan atap tempat sampah,” Pungkasnya.
( Jr/Grt ).
484 total views, 1 views today