Ekonomi Semakin Tumbuh, Diplomasi Menguat: Setahun Kepemimpinan Prabowo-Gibran Tuai Apresiasi

indopers.net | Jakarta – Tiga tokoh akademisi dan ekonom nasional kompak memberikan apresiasi terhadap capaian setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam sebuah talkshow di salah satu stasiun televisi nasional. Dalam diskusi yang berlangsung hangat tersebut, ketiganya menilai arah pembangunan nasional selama setahun terakhir berjalan stabil, terukur, dan disertai meningkatnya optimisme publik terhadap kebijakan ekonomi serta diplomasi Indonesia di kancah global.
Ekonom Great Institute sekaligus Guru Besar FEB Universitas YARSI, Prof. Dr. Perdana Wahyu menilai capaian ekonomi Indonesia selama setahun terakhir tergolong luar biasa.
“Dari sisi neraca perdagangan, hingga September 2025 mampu tumbuh sekitar 45,8 persen. Penurunan angka pengangguran juga signifikan, mencapai 4,76 persen per Februari 2025,” ujar Prof. Perdana.
Ia menambahkan, program Makan Bergizi Gratis (MBG), program magang nasional, dan penguatan Koperasi Desa (Kopdes) menjadi faktor penting yang menurunkan pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,12 persen menurutnya merupakan hasil nyata dari kebijakan yang konsisten.
“Pertumbuhan ini tergolong sangat luar biasa. Bahkan, sempat membuat polemik di kalangan akademik, namun ini menunjukkan metode baru penghitungan ekonomi yang lebih realistis,” tambah Prof. Perdana.
Menurutnya, langkah strategis Presiden Prabowo mengganti Menteri Keuangan menjadi momen penting dalam membangun optimisme baru di bidang fiskal dan moneter.
“Inilah yang saya sebut sebagai psikologi optimisme ekonomi. Orang mulai percaya diri, mal kembali ramai, hotel penuh, dan pasar modal mencapai all time high di level 8.250. Itu menandakan ekspektasi positif terhadap kebijakan pemerintah,” tegasnya.
Sementara itu, Guru Besar Universitas Kristen Indonesia sekaligus pakar hubungan internasional, Prof. Angel Damayanti, Ph.D, menilai tahun pertama pemerintahan ini juga menunjukkan keberhasilan diplomasi ekonomi dan perdamaian.
“Kunjungan Presiden Prabowo ke sejumlah negara sejak awal masa jabatan berhasil membawa komitmen investasi sekitar Rp380 triliun,” ujar Prof. Angel.
Ia menilai posisi Indonesia di panggung global semakin kuat, terutama melalui peran aktif dalam forum internasional seperti Sidang Majelis Umum PBB dan KTT Perdamaian di Gaza.
“Presiden Prabowo menyampaikan pidato tanpa teks selama 20 menit di PBB dengan semangat yang luar biasa. Itu menunjukkan karakter pemimpin yang percaya diri dan dihormati,” tambahnya.
Menurut Prof. Angel, diplomasi dua arah yang dijalankan pemerintah menunjukkan keseimbangan antara prinsip kemanusiaan dan keterbukaan.
“Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina, namun juga realistis membuka peluang hubungan diplomatik dengan Israel demi perdamaian,” tutupnya.
Dari sisi ekonomi kerakyatan, Ekonom senior Drajad Wibowo menyoroti dampak positif kebijakan pemerintah terhadap sektor pertanian dan UMKM.
“Swasembada pangan di era Presiden Prabowo membuat akses pupuk bersubsidi lebih mudah dan tepat sasaran. Deregulasi ini meningkatkan produktivitas petani,” ujar Drajad.
Ia juga menekankan bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan menjadi bagian penting dari transformasi ekonomi nasional.
“Sebanyak 15 juta perempuan telah mendapat akses pembiayaan untuk membuka dan mengembangkan usaha. Ini memperkuat struktur ekonomi keluarga dan desa,” tambahnya.
Menurut Drajad, kolaborasi antara program swasembada pangan, MBG, dan Kopdes Merah Putih menjadi motor penggerak ekonomi rakyat. Pemerintah berhasil menjaga stabilitas makroekonomi sambil memastikan kesejahteraan masyarakat terus meningkat. “Keseimbangan antara kebijakan makro dan ekonomi rakyat inilah yang membuat setahun pemerintahan Prabowo-Gibran begitu berkesan,” pungkasnya. (Sopian A)
170 total views, 170 views today