Reses DPRD Dapil 5 di Parungpanjang: Rakyat Bicara, Legislator Dituntut Hadir dengan Aksi Nyata

Reses DPRD Dapil 5 di Parungpanjang: Rakyat Bicara, Legislator Dituntut Hadir dengan Aksi Nyata

indopers.net | Bogor (Jabar) – Suasana berbeda mewarnai agenda reses Anggota DPRD Kabupaten Bogor Daerah Pemilihan (Dapil) 5 di Kecamatan Parungpanjang, Selasa (16/7/2025). Forum yang biasanya berlangsung formal, hari itu berubah menjadi ruang aspirasi yang hidup dan berani. Masyarakat dari berbagai unsur turun langsung menyuarakan kegelisahan, harapan, dan kritik tajam terhadap berbagai persoalan yang mereka hadapi sehari-hari.

Tujuh legislator hadir untuk mendengar langsung suara rakyat: Aan Triana (Golkar), Nurodin (PKB), Egi Gunadi (PDIP), Dede Suhendar (Demokrat), Sutoto (PKS), Santi Nur Sadiman (NasDem), dan Sarni (Gerindra). Mereka disambut oleh 11 kepala desa se-Kecamatan Parungpanjang, Ketua PGRI, Ketua Forum Komunikasi Komite Satuan Pendidikan, Ketua KNPI, para kepala sekolah SMP, LSM PPUK, Ketua Ormas , serta para tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan.

Sektor pendidikan menjadi sorotan paling kuat. Minimnya sekolah negeri, ketimpangan daya tampung siswa, hingga kurangnya guru dan fasilitas belajar, menjadi kegelisahan yang mencuat di ruang forum. Kepala Sekolah Smp 4 Negeri Parungpanjang , Ahmad Yani, menyampaikan keluh kesah masyarakat dengan nada serius dan mendesak.

“Pendidikan adalah hak dasar rakyat. Tapi sampai hari ini, Parungpanjang masih kekurangan sekolah negeri, guru honor dibayar seadanya, dan banyak siswa ditolak karena keterbatasan daya tampung. Kami tidak minta janji kami minta komitmen,” ucap Yani, yang mendapat respons serius dari para legislator.

Tak berhenti di situ, warga juga menuntut pembangunan rumah sakit di wilayah Parungpanjang. Akses layanan kesehatan yang jauh dan terbatas membuat banyak keluarga tak bisa mendapat penanganan medis tepat waktu. Warga juga menyoroti buruknya kondisi infrastruktur jalan, utamanya akibat aktivitas kendaraan tambang yang belum dikendalikan secara tegas. Proses serah terima pasos-fasum dari pengembang yang mangkrak serta belum adanya perlintasan kereta api resmi menambah daftar panjang masalah yang mereka angkat.

Di tengah derasnya kritik, Sutoto, anggota DPRD dari PKS yang juga putra daerah Parungpanjang, berdiri sebagai suara yang menyatu dengan masyarakat. Dengan penuh keyakinan, ia menegaskan sikapnya.

“Saya bukan hanya mewakili Parungpanjang saya bagian dari Parungpanjang. Semua keluhan ini adalah realitas yang saya rasakan sendiri. Maka, tidak ada alasan bagi saya untuk diam. Saya akan kawal semua ini, karena ini bukan sekadar pekerjaan politik, tapi panggilan tanggung jawab sebagai anak kampung ini sendiri,” tegas Sutoto, disambut tepuk tangan peserta forum.

Reses ini menunjukkan bahwa masyarakat Parungpanjang tidak lagi diam. Mereka tidak lagi menunggu perubahan, tapi menjemputnya dengan suara, keberanian, dan ketegasan. Sekarang, masyarakat menanti langkah nyata dari para legislator: apakah suara rakyat akan benar-benar diperjuangkan, atau lagi-lagi hanya menjadi tumpukan laporan yang lenyap di meja birokrasi. (Sopian A)

 143 total views,  143 views today

indopers.net

Menyampaikan Kebenaran Yang Jujur Untuk Keadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!