Kembali Pimpin PGRI Tulungagung, Muhadi M.Pd Terpilih Secara Aklamasi

Kembali Pimpin PGRI Tulungagung, Muhadi M.Pd Terpilih Secara Aklamasi

indopers.net | Tulungagung (Jatim)
Dalam konferensi penuh semangat kebersamaan dan dedikasi terhadap pendidikan, Muhadi, M.Pd., kembali dipilih secara aklamasi sebagai Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tulungagung masa bakti 2025–2030. Pengukuhan itu bukan sekadar prosedur demokratis, tetapi cerminan dari keyakinan kolektif akan pentingnya kontinuitas dan integritas dalam organisasi profesi guru.

Hampir seribu anggota dari 19 cabang PGRI se-Kabupaten Tulungagung menghadiri konferensi yang digelar pada Kamis, 3 Juli 2025. Kehadiran mereka adalah bukti nyata partisipasi aktif dan penghargaan terhadap mekanisme organisasi, menjadikan aklamasi sebagai simbol musyawarah mufakat yang matang dan penuh kesadaran.

Muhadi bukan sosok baru dalam sejarah PGRI Tulungagung. Pada periode sebelumnya (2019–2024), ia memperoleh kepercayaan dari 874 dari 1.032 pemilih. Kini, kepercayaan yang kembali diberikan padanya tak sekadar mengulang sejarah, melainkan menegaskan harapan akan kepemimpinan yang berprinsip dan manusiawi.

Dalam pidato pelantikannya, Muhadi berbicara dengan nada teduh namun tegas, menekankan bahwa setiap tahapan konferensi telah dijalankan dalam koridor AD/ART PGRI. “Ini bukan hanya soal prosedur, tetapi fondasi etik dari sebuah organisasi yang besar,” ujarnya, memberi penekanan bahwa etika adalah ruh dari pengabdian guru.

Selama masa kepemimpinannya, Muhadi telah mencatatkan sejumlah capaian penting dari pembangunan fasilitas, peningkatan profesionalisme guru, hingga menyentuh aspek kesejahteraan. Semua itu dijalankan bukan sebagai pencitraan, melainkan bentuk pertanggungjawaban moral kepada para pendidik yang menjadi pilar utama bangsa.

Di tengah forum yang sarat apresiasi, Muhadi tak larut dalam glorifikasi keberhasilan. Ia memilih memperjuangkan dua hal mendasar: keberlanjutan anggaran Bosda serta kepastian hukum bagi Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT). “Ini bukan sekadar permintaan. Ini jeritan nurani yang telah diperjuangkan selama bertahun-tahun,” tegasnya.

Ketua DPRD Tulungagung, Marsono, yang hadir dalam konferensi, merespons harapan tersebut dengan sikap terbuka. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan mempertimbangkan aspirasi tersebut dalam bingkai anggaran dan asas kemaslahatan. “Diskusi terbuka selalu menjadi ruang bersama. Selama membawa kebermanfaatan dan menjunjung keadilan, pasti kita bahas,” ujarnya.

Konferensi itu juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Sekretaris PGRI Jawa Timur, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Tulungagung-Trenggalek, dan perwakilan dari Kodim 0807. Kehadiran mereka memperkuat posisi PGRI sebagai organisasi yang tidak hanya relevan secara struktural, tetapi juga bermakna secara moral dan sosial.

Momen aklamasi ini menjadi pengingat bahwa kepemimpinan sejati lahir dari kesediaan untuk mendengar, mengabdi, dan memikul tanggung jawab di tengah keraguan. Dalam arus perubahan zaman, PGRI Tulungagung tetap menunjukkan bahwa keteguhan dan komitmen moral adalah pondasi bagi kemajuan pendidikan.

Dengan semangat keberlanjutan yang terus bergelora, PGRI Tulungagung menegaskan eksistensinya sebagai rumah bagi para guru yang bukan hanya mengajar, tapi juga merawat harapan dan nilai luhur bangsa.
(arif)

 120 total views,  120 views today

indopers.net

Menyampaikan Kebenaran Yang Jujur Untuk Keadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!