PEMBANGUNAN ALUN-ALUN PARUNG PANJANG HADAPI PENOLAKAN, CAMAT TEGASKAN PROYEK SUDAH TINGGAL REALISASI
indopers.net, BOGOR (Jabar) – Rencana pembangunan alun-alun di Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor, bertempat di Lapangan Desa Parungpanjang samping SMPN 1 Parungpanjang dengan luas kawasan 9.000 meter, rencananya akan dilelang pada bulan Oktober-November 2022, dan akan dibangun pada bulan Januari 2023 mendatang.
Rencana pembangunan alun-alun di lokasi tersebut rupanya mendapat penolakan keras dari unsur Pemuda Parungpanjang, pada Kamis, 9 Juni 2022.
Penolakan muncul dari tokoh pemuda Parungpanjang bernama Sulaeman atau yang sering disapa Eman, yang mendesak agar pembangunan alun-alun dipindahkan ke lapangan Bonanza atau Perumnas 2 Sentraland.
“Kami dari pemuda sangat menolak keras kalau lapangan Parungpanjang itu dijadikan alun-alun, apalagi alun-alun versi UMKM, kami menghendaki alun-alun itu ada di Perumnas 2 Sentraland ataupun di Lapangan Bonanza,” ungkapnya.
Menurutnya, para pemuda yang hobi main bola tidak memiliki lapangan dan hal itulah yang membuat para pemuda bersikukuh mempertahankannya tetap menjadi lapangan bola.
“Karena selain titipan dari para pejuang dahulu untuk tetap dijadikan lapangan bola, juga punya marwah tersendiri, nilai gengsinya tinggi, kalau main bola di lapangan Parungpanjang, alun-alun tetap ada di Parungpanjang cuma dipindahkan,” ungkap Eman.
Eman menuturkan, dalam waktu dekat pihaknya akan menampung semua aspirasi pemuda dan masyarakat yang menolak alun-alun Parungpanjang dengan mengumpulkan 1.001 tanda tangan disertai fotocopy KTP.
“Kami akan menampung semua aspirasi pemuda, dan masyarakat juga sudah banyak berdatangan, bahkan kami akan membuat spanduk untuk penolakan dan mengumpulkan 1.001 tanda tangan dilampirkan foto copy KTP, untuk menolak keras lapangan bola Parungpanjang dijadikan alun-alun,” jelasnya.
“Kami mendukung penuh alun-alun di Parungpanjang, tapi bukan di lapangan yang saat ini digunakan oleh para pemuda,” tegasnya..
Perlu diketahui, wacana atau usulan pembangunan alun-alun Parungpanjang ini selain berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, juga dari usulan Camat Parungpanjang, Icang Aliudin.
“Jadi dia dulu pernah ketemu dengan saya pertama jadi camat, dia punya keinginan lapangan itu akan dijadikan alun-alun, kemudian saya merespon bagaimana ceritanya pemuda Parungpanjang mau main bola? jadi idenya dari Icang Aliudin selaku camat Parunganjang,” jelas Eman.
Untuk menggali informasi terkait mengapa lapangan Parungpanjang harus tetap dipertahankan sebagai lapangan sepak bola, wartawan kupasmerdeka.com berkesempatan menemui salah satu tokoh masyarakat Parungpanjang, H. Abak Martawijaya. Ia menegaskan bahwa pada awalnya lapangan bola tersebut milik Teng Si Ang Keng.
“Menurut orang tua saya H. Emad, ini tanah perkebunan dari mulai pasar sampai ke Lebak Talun, dan itu punya tuan tanah namanya Teng Si Ang Keng orang China, kalau anak-anaknya mengusik, semua orang di Parungpanjang pasti gigit jari,” terangnya.
H. Abak juga berkisah, bahwa dahulu juga ada tim sepak bola Persoda (Persatuan Para Pedagang Pasar Parunganjang) yang pemainnya para pedagang.
“Kipernya Redih si kuli panggul dan cukup dikenal oleh Persikabo, dan pada waktu itu dirapihkanlah lapangan itu untuk menjadi lapangan sepakbola sampai kapanpun, namun kelemahan Persoda tidak mengurus suratnya,” kata H. Abak.
Kemudian, setelah lapangan ini digunakan menjadi lapangan sepak bola, dikelola oleh Karta salah satu Kapolsek Parungpanjang pada masanya, dan mengamanahkan kepada H. Abak agar tetap dipertahankan menjadi lapangan sepak bola sampai kapanpun.
“Lapangan ini awalnya yang mengelola dari Pak Karta Kapolsek Parungpanjang pada masa lampau yang hobi sepak bola namun sudah meninggal, jadi pada saat dulu lapangan dikurung, dia menjual karcis karena sangat hobinya kepada sepak bola, dan dia mengamanahkan kepada saya untuk tetap dipertahanlan lapangan ini untuk main, karena jikalau dibuat menjadi alun-alun, untuk main bolanya itu gak ada,” lanjutnya.
(sopiyan A)
563 total views, 1 views today