Waspada Pneumonia Pada Anak, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Darsono Pacitan Telah Merawat 136 Anak.

Waspada Pneumonia Pada Anak, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Darsono Pacitan Telah Merawat 136 Anak.

indopers.net | Pacitan (Jatim) – Sampai saat ini, penyakit pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia. Diperkirakan ada sekitar 1,8 juta kematian anak diakibatkan oleh pneumonia, melebihi kematian akibat AIDS, malaria dan tuberkulosis. Menurut definisi, pneumonia adalah infeksi jaringan paru-paru (alveoli) yang bersifat akut. Penyebabnya adalah bakteri, virus, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik dari paru-paru, maupun pengaruh tidak langsung dari penyakit lain. Bakteri yang biasa menyebabkan pneumonia adalah Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan pneumonia adalah adenoviruses, rhinovirus, influenza virus, Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan parainfluenza virus.

Terjadinya pneumonia ditandai dengan gejala batuk dan atau kesulitan bernapas seperti napas cepat, dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Pada umumnya, pneumonia dikategorikan dalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara, dengan sumber penularan adalah penderita pneumonia yang menyebarkan kuman dalam bentuk droplet ke udara pada saat batuk atau bersin. Untuk selanjutnya, kuman penyebab pneumonia masuk ke saluran pernapasan melalui proses inhalasi (udara yang dihirup), atau dengan cara penularan langsung, yaitu percikan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin, dan berbicara langsung terhirup oleh orang di sekitar penderita, atau memegang dan menggunakan benda yang telah terkena sekresi saluran pernapasan penderita.

Pasien yang menjalani perawatan intensif akibat pneumonia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Darsono Pacitan, sejak bulan Januari sampai September 2025, tercatat 83 anak menjalani rawat jalan sedangkan 53 anak rawat inap akibat Pneumonia.

Kepala Humas RSUD dr Darsono Pacitan, dr Johan Tri Putranto, mengatakan, Pneumonia atau radang paru-paru pada anak paling sering disebabkan oleh infeksi.

Banyak faktor yang dapat berpengaruh terhadap meningkatnya kejadian pneumonia pada balita, baik dari aspek individu anak, perilaku orang tua (ibu), maupun lingkungan. Kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan perilaku penggunaan bahan bakar dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit seperti TB, katarak, dan pneumonia. Rumah yang padat penghuni, pencemaran udara dalam ruang akibat penggunaan bahan bakar padat (kayu bakar / arang), dan perilaku merokok dari orangtua merupakan faktor lingkungan yang dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap pneumonia.

“Penyebab utama pneumonia pada anak banyak, diantaranya virus sebagai penyebab pneumonia yang paling umum terutama yang berusia di bawah 5 tahun,”ungkapnya.

RSUD dr Darsono Pacitan kini juga sudah menyiapkan sistem pelayanan pneumonia anak mulai dari diagnostik, perawatan suportif, hingga terapi obat.

“Kami gunakan peralatan seperti rontgen thoraks, laboratorium lengkap, pulse oximeter, nebulizer, ventilator, High Flow Nasal Cannula (HFNC), dan oksigen sentral,” sambung dr Johan Tri.

Virus penyebab pneumonia pada anak itu Respiratory Syncytial Virus (PSM) sering terjadi pada bayi dan balita. Ada virus influenza, parainfluenza, adenovirus, metapneumovirus, dan Covid-19.

Bakteri penyebab pneumonia juga merupakan penyebab penting, terutama pada anak yang lebih besar. Beberapa bakteri yang sering menjadi pemicu adalah Streptococcus. Ini adalah salah satu penyebab pneumonia bakteri yang paling umum dan serius.

Haemphilius influenza tipe b (HIB) kasusnya sudah berkurang berkat vaksinasi. Mycoplasma sering menyebabkan pneumonia yang disebut “Pneumonia berjalan”, biasanya lebih ringan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, dr Daru Mustiko Aji, menjelaskan, guna mencegah penyebaran penyakit ini, pihaknya mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. “Ketika sakit, khususnya batuk ataupun bersin agar menggunakan masker. Serta yang terpenting rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Lebih lanjut, dr Daru mengatakan bahwa pneumonia tidak datang mendadak. Untuk itu, pneumonia pada anak perlu dikenali sejak dini dan diperiksakan ke dokter secepatnya. “Anak-anak cukup rentan terhadap berbagai jenis penyakit, termasuk pneumonia. Sebab sistem imunitas tubuh mereka yang masih lemah,” ujar dr Daru Kepala Dinas Kesehatan Pacitan.

Pneumonia akibat jamur lebih jarang terjadi, biasanya hanya pada anak-anak dengan system kekebalan tubuh yang lemah atau yang memiliki penyakit kronis tertentu.

“Aspirasi terjadi ketika benda asing, makanan, atau cairan seperti muntahan terhirup ke dalam paru-paru dan menyebabkan infeksi atau peradangan,”imbuhnya.

Faktor resiko selain penyebab langsung beberapa faktor dapat meningkatkan resiko seorang anak terkena pneumonia.

Penyakit paru-paru kronis kronis seperti asma atau fibrosis kistik, paparan asap rokok (perokok pasif) ini adalah salah satu faktor lingkungan yang signifikan.

Faktor lain malnutrisi atau kekurangan gizi membuat anak lebih sulit melawan infeksi.

Usia bayi dan balita lebih rentan, system kekebalan tubuh yang lemah atau akibat penyakit tertentu misalnya HIV atau pengobatan misal kemoterapi,”lanjutnya.

Penting untuk dicatat meskipun virus paling umum, namun pneumonia bakteri cenderung lebih serius. Artinya ada faktor resiko yang kuat untuk terjadinya pneumonia paling banyak disebabkan oleh bakteri virus.

Melihat beberapa ulasan di atas tentunya menjadi perhatian bagi orangtua. Jangan biarkan pneumonia pada anak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Oleh karena itu, bila anak mengalami gejala yang mengarah ke pneumonia, disarankan untuk segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. (ttk)

 130 total views,  7 views today

indopers.net

Menyampaikan Kebenaran Yang Jujur Untuk Keadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!