Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji Ikut Mencoba Adu Kelapa, Rasakan Kemeriahan Gelar Budaya Festival Banaran Bersih Desa Cemeng.

indopers.net | Pacitan (Jatim) – Ratusan warga masyarakat Desa Cemeng, Kecamatan Donorojo, Senin (9/25) tumpah ruah memadati lapangan desa setempat. Kedatangan mereka bukan tanpa alasan. Masyarakat berkumpul untuk menyaksikan Gelar Budaya Festival Bumi Banaran Bersih Desa Cemeng.
Selain kirab budaya nan meriah, satu gelaran puncak yang dinanti warga adalah “adu kelapa”. Sebuah gelaran kolosal yang melibatkan orang dewasa saling beradu buah kelapa. Peserta adu kelapa merupakan pasangan yang bergantian saling menghantamkan buah kelapa dan pemenang ditentukan oleh buah kelapa yang bisa bertahan tidak pecah.
Prosesi adu kelapa ini menarik minat Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji yang hadir untuk menyaksikan Gelar Budaya Festival Bumi Banaran Bersih Desa Cemeng. Orang nomor satu di Pacitan tersebut seketika turun gelanggang untuk mencoba adu kelapa bersama warga. Sontak gemuruh sorak sorai masyarakat pun menggema menyambut hadirnya Bupati di tengah lapangan.
Prosesi adu kelapa sendiri merupakan penggambaran dari sejarah terbentuknya Desa Cemeng. Nama Cemeng disebutkan saat pecah perang Diponegoro tahun 1825. Waktu itu Bupati Pacitan Joyoniman atau dikenal Tumenggung Kanjeng Jimat datang ke Dukuh Singkil untuk melawan Belanda atas perintah Raja Mataram. Berhari-hari hingga berminggu-minggu Kanjeng jimat bersama Ki Retrogati berjaga di wilayah perbatasan dibantu masyarakat dibawah pimpinan Bekel Trenggono.
Untuk menyambut dan menghormati kedatangan Kanjeng Jimat di Desa Banaran warga menyuguhkan buah kelapa. Namun karena tidak adanya alat untuk memecah buah kelapa tersebut, Kanjeng Jimat bersama Ki Retrogati menggunakan kelebihannya memecah buah kelapa dengan cara diadu. Dan setelah terbelah, buah kelapa mengeluarkan asap warna putih dan hitam. Asap hitam yang terbang mengarah ke timur selanjutnya menjadi penanda mengubah nama Banaran menjadi Desa cemeng. (ttk)
48 total views, 2 views today