Tenggelam Dalam Kubangan Bekas Galian di Bukit Jaddih Bangkalan Madura, Enam Santri Pondok Pesantren Tewas.
indopers.net | Bangkalan (Madura) – Enam santri Pondok Jabal Qur’an di Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur meninggal dunia setelah ditemukan dalam kondisi tenggelam di kubangan bekas galian kapur kawasan wisata Bukit Jaddih, Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Kamis (20/11/2025) sore.
Kejadian ini dibenarkan AKBP Hendro Sukmono, Kapolres Bangkalan saat dikonfirmasi, Jumat (21/11/2025) pagi. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, dan informasi resmi diterima kepolisian pada Kamis malam.
Kapolres mengatakan, saat itu para santri sedang mendapat waktu luang untuk berlatih lomba, sebelum akhirnya ditemukan tidak bernyawa di kubangan air keruh sekitar 500 meter dari pondok.
“Kami terima informasi tersebut dari Kapolsek Socah yang mana kemudian kami datang ke TKP, Wakapolres juga langsung ke sana memastikan situasinya bahwasannya benar telah dievakuasi enam korban, enam korban anak. Yang rata-rata usianya 9 tahun,” kata Hendro.
Dia menjelaskan, awalnya terdapat 11 santri dalam satu kelompok yang sedang beraktivitas di luar pondok pada Kamis sore. Lima santri yang usianya lebih dewasa berlatih lomba, sementara enam santri lainnya bermain terpisah.
“Awalnya mereka ada satu kelompok ini 11 santri termasuk enam santri yang meninggal ini. Mereka berlatih lomba yang akan dipersaksikan minggu ke depan. Namun keenam santri yang masih anak ini ternyata bermain tanpa pengawasan,” jelas Hendro.
Usai latihan, para santri yang lebih dewasa itu kemudian mencari adik-adik mereka. Namun naas, mereka mendapati keenam adiknya itu telah tenggelam di kubangan air keruh tersebut.
“Setelah lima santri ini selesai berlatih dan mencari keberadaan enam rekan lainnya. Ternyata 500 meter dari tempat berlatih ada kubangan dan ditemukan sekitar jam 16.00 keenamnya sudah tenggelam,” bebernya.
Melihat keenam adiknya itu dalam kondisi tenggelam, santri yang lebih dewasa itu kemudian segera memanggil ustaz untuk menolong. Namun, saat diangkat dari kubangan air, seluruh korban telah meninggal dunia.
“Saat diangkat mereka kondisinya memakai baju berkaos semua. Tidak lepas baju. (Diduga) tidak berenang,” ungkapnya.
Kapolres Bangkalan itu merinci identitas keenam korban yakni inisial L (9 tahun), warga Surabaya; RAY (10 tahun), warga Surabaya; RA (9 tahun), warga Surabaya; S (9 tahun) warga Surabaya; MNA (8 tahun) warga Sampang; dan MAM (7 tahun), warga Bangkalan.
Usai dievakuasi, para korban kemudian langsung dibawa ke Puskesmas sebelum akhirnya diserahkan kepada keluarga masing-masing.
“Kesemuanya sudah diserahkan kepada pihak keluarga. Namun demikian sebelum benar-benar diserahkan kepada pihak keluarga, kepolisian memastikan kepada pihak keluarga terkait tindak lanjut penanganan kepolisian. Namun dari pihak keluarga keberatan apabila terhadap putranya atau ke-6 korban ini dilakukan autopsi,” ungkap Kapolres.
Adapun untuk kubangan itu sendiri, kata Hendro, berupa cekungan air seluas sekitar 100 meter persegi, yang lokasinya berada di area galian kapur yang cukup dalam.
“Kalau dipastikan (kedalamannnya) 170 cm lebih. Masih lebih ya. Kemungkinan kurang lebihnya dua meter,” katanya.
Untuk mencegah kejadian serupa, polisi telah memasang garis polisi dan meminta pihak pesantren memasang larangan santrinya bermain di area sekitar TKP.
Sementara ketika ditanya apakah akan ada sanksi atas minimnya pengawasan, Hendro mengatakan hal tersebut akan dibahas setelah masa duka.
“Sementara kan masih dalam kondisi duka ya. Ya mungkin akan kami sampaikan di waktu yang lebih tepat,” pungkasnya. (mansur)
28 total views, 28 views today






