Ratusan Siswa di Kabupaten Sampang Kelaparan, Makan Bergizi Gratis Tak Kunjung Tiba Hingga Pulang Sekolah

indopers.net | Sampang (Madura) – Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kabupaten Sampang – Madura, tidak berjalan mulus. Dimana, proses distribusi makanan terkendala tidak datang pada hari Senin, (22/9/2025) hingga sekolah bubar dan membuat ratusan siswa kelaparan.
Pantauan awak media Berita Umum Nasional INDOPERS, sedikitnya sekitar 300 lebih siswa dari berbagai lembaga pendidikan, mulai tingkat TK, SD hingga Madrasah Tsanawiyah (MTs) tepatnya di Dusun Airmata Desa Jungkarang Kecamatan Jrengik Kabupaten Sampang Madura tidak menerima pengiriman MPG hingga waktu istirahat sampai proses belajar mengajar bubar (pulang sekolah), tanpa menerima dan menikmati menu bergizi program Pemerintah MBG (Makan Bergizi Gratis).
Bahkan sampai siswa waktunya pulang (bubar sekolah) paket Makan Bergizi Gratis tidak kunjung tiba di sekolah, bahkan saat ditunggu hingga pukul 13.00 (wib).
Kejadian ini membuat kecewa para siswa, guru hingga orang tua murid. Terlebih, para siswa sengaja tidak membawa bekal makanan ke sekolah karena akan disediakan dalam program Makan Bergizi Gratis.
Salah satu guru yang tidak mau di tulis namanya saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) disebutnya menjanjikan jika makanan akan tiba satu jam sebelum jadwal makan siang atau pada sekira pukul 11.00 WIB.
Namun lama menunggu, makanan tidak juga tiba hingga siswa pulang sekolah di pukul 12.00 WIB.
Menanggapi hal itu, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Darun Najah, Rahmad Ainul Faqih, akhirnya buka suara. Ia menegaskan bahwa kejadian tersebut murni akibat kendala teknis di dapur pengolahan, bukan faktor kelalaian atau kesengajaan.
“Pada hari Senin, 22 September, telah terjadi instalasi kebocoran gas di dapur pengolahan. Akibatnya, proses produksi makanan terhambat dan distribusi tidak berjalan maksimal sehingga ada sekitar 300 siswa yang tidak sempat menerima MBG,” jelas Rahmad, Rabu (24/9/2025).
Rahmad menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada sekolah-sekolah yang terdampak. Ia menyadari bahwa MBG adalah program yang sangat ditunggu oleh siswa maupun orang tua. “Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada pihak sekolah dan wali murid. Kami memahami bahwa program ini sangat penting untuk pemenuhan gizi harian siswa,” tuturnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak SPPG menyiapkan kompensasi berupa makanan kering yang sudah disesuaikan dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG). Kompensasi ini akan diberikan kepada kurang lebih 300 siswa yang tidak sempat menerima MBG.
Atas kejadian itu, pihak sekolah mengaku kecewa dan berharap tidak terulang di kemudian hari.
“Kami cukup kecewa karena anak-anak antusias dengan program ini, dan kebanyakan tidak dibawakan bekal karena mengharapkan program ini. Orangtua pun sama antusiasnya karena mereka tidak lagi pusing harus menyiapkan bekal di pagi hari. Tapi dengan kejadian seperti ini mereka kecewa,” tuturnya.
Hal senada disampaikan salah satu orangtua siswa yang kecewa karena pengiriman makanan MBG tidak diterima anaknya di sekolah sebagaimana dijanjikan.
“Tentu kecewa karena anak saya pasti lapar apalagi gak dibawakan bekal karena sehari sebelumnya sudah diinformasikan akan diberikan Makan Bergizi Gratis,” ungkapnya.
Sementara itu, pihak Dapur Makan Bergizi Dapur Darunnajah penyedia MBG di Desa Jungkarang tidak bisa dikonfirmasi.
Diketahui kementrian Pendidikan bersama penyedia layanan MBG sebelumnya telah menegaskan, mitra penyedia makanan atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terikat aturan ketat. Jika lalai, sanksi hukum menanti, mulai dari pemutusan kontrak hingga sanksi pidana. Pemutusan kontrak bisa dilakukan kapan saja oleh sekolah, apabila makanan tidak sesuai standar atau pendistribusiannya terlambat.
Bahkan, jika terbukti ada penyelewengan dana, penyedia dapat dijerat dengan Pasal 372 KUHP tentang penggelapan atau Pasal 2 dan 3 Undang undang Tindak Pidana Korupsi.
Sebagai informasi, Makan Bergizi Gratis menjadi program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang mulai diterapkan serentak di berbagai wilayah di Indonesia. (gru)
66 total views, 35 views today