3 Orang Oknum Wartawan Deli Serdang Diduga Melakukan Pemerasan, Terjaring OTT Polisi Polsek Beringin

indopers.net | Deli Serdang [Sumut] – Tiga orang oknum wartawan berinisial DSM, R, dan A terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh pihak kepolisian Polsek Beringin
Kepada awak media, (MS 59 th) memaparkan kronologi kejadian pada Sabtu sore, 31 Mei 2025, sekitar pukul 16.35 WIB di sebuah warung kopi di kawasan Lubuk Pakam.
MS mengungkapkan. Bahwa pada Senin, 26 Mei 2025, sekitar pukul 14.00 WIB, ia menerima telepon dari DSM yang menyebut adanya laporan dan rekaman dari orang tua siswa terkait dugaan pengutipan uang sebesar Rp280.000 per siswa untuk kegiatan pentas seni. Pada saat pertemuan itu posisi MS sedang di Pantai Labu dan sedang bersama rekannya Hajri S.Ag karena hendak pergi ke sawah, atas tuduhan yang dilontarkan ke 3 oknum wartawan tersebut, MS dengan tegas membantah dan menyebutnya sebagai fitnah.
Walaupun MS selalu menyangkal tuduhan tersebut tak membuat ke 3 oknum itu surut, tapi malah gotot terus se olah-olah tuduhan itu benar-benar saya lakukan.
Untuk menyudahi perdebatan, akhirnya saya anjurkan agar mereka datang langsung ke sekolah untuk membuktikannya pada hari Selasa tanggal 27 Mei 2025 supaya mereka langsung mengklarifikasi kepada orang tua siswa

Namun, pada Selasa, 27 Mei 2025, ketiga oknum wartawan tidak kunjung datang, tapi ada 4 orang wartawan datang ke sekolah mempertanyakan isu yang sama seperti yang dituduhkan ke 3 oknum wartawan diatas, tak mau kehilangan momen, saya perintahkan salah satu guru memanggil orang tua siswa untuk memanggil siapa saja yang sedang dirumahnya untuk datang ke sekolah, setelah orang tua siswa telah hadir di sekolah saya lalu mempersilahkan ke 4 wartawan tadi bertanya langsung kepada mereka.
Hasil wawancara mereka telah membantahkan tuduhan ke 3 oknum wartawan diatas, karena memang sekolah kami tidak melakukan pengutipan uang sebesar Rp 280.000- karena kami memang tidak melakukan pentas seni.
Akhirnya ke 4 wartawan tersebut pulang sambil bersungut-sungut karena tidak sesuai informasi yang diberikan kepada mereka.
Namun tak berselang lama, ada lagi datang 4 orang yang berbeda dengan mengaku sebagai wartawan untuk klarifikasi terkait hal yang sama, walaupun begitu dengan penuh kesabaran saya tetap jelaskan kepada mereka, tapi saat itu saya sudah mulai curiga atas kedatangan mereka itu rupanya atas suruhan (DSM, A dan R) karena diantara mereka yang baru datang ada yang telponan dengan DSM.
Pada hari Rabu tanggal 28/5/2025 saya kembali di desak DSM untuk ketemuan di gang Dame, desa Beringin. Lewat saran dari bapak Ihsan Silalahi S.Pd selaku K3S sekolah, akhirnya kami menemui ke 3 oknum tersebut.
Pada pertemuan itu, mereka menawarkan ke saya untuk menutup/take down berita yang sudah terlanjur terbit dengan angka Rp.1.000.000- dengan alasan untuk memulihkan nama baik saya
Pada saat itu terus terang saya katakan bahwa saya tidak punya uang, inipun hanya Rp 150.000 untuk bayar kopi dan makan, namun pada saat itu juga DSM mengambil uang tersebut Rp 100.000- yang katanya untuk DP pembayaran penutupan berita, sementara yg Rp 50.000- lagi untuk membayar kopi, kalau soal berita yang sudah sempat terbit ngapain palah di tutup biar aja di situ agar masyarakat menilai sendiri.
” Saran saya kepada mereka bertiga
Taulah bang kalau ngomong sama DSM ini, jangankan menang seri aja pun awak tak bisa dibuatnya.
Mau tak mau alias terpaksa saya iyakan saja lah untuk membayarkan sisa Rp 900.000- lagi di hari libur Kamis,29/5/2025 pakai kwitansi
“Jelas MS dengan rasa kecewa
“Atas kejadian tersebut, membuat saya bingung dan stres, tak tahu lagi mau berbuat apa”
Pada hari Kamis pagi,(29/5/2025) DSM kembali mengingatkan saya lewat telpon, bahwa perjanjian kami (sebenarnya hanya mereka yang membuat janji) adalah hari ini.
Tanpa berpikir panjang saya langsung mendatangi mereka ke lokasi yang sudah disepakati.
Pada kesempatan itu kembali saya sarankan untuk apalah ada lagi menutup berita, biarkan sajalah karena saya tidak punya uang, namun (DSM, A dan R) tetap ngotot harus tetap ada karena itu sudah janji semalam. (kata mereka)
Bercampur emosi akhirnya saya memberikan uang yang dimaksud kepada mereka bertiga, eehh.. pada saat itu juga tiba-tiba datang anggota polisi menangkap mereka bertiga lalu memboyong mereka ke Mako Polsek Beringin.
Jujur bang aku aja pun merasa terkejut juga atas kejadian itu.
“Terang MS
Lanjutnya lagi.
Hingga kini, kasus tersebut masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak berwajib.
Dalam hal penanganan kasus, Polsek Beringin senantiasa menegakkan hukum secara profesional dan proporsional, serta mengutamakan keadilan demi tercapainya kemanfaatan hukum. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan Kapolda Sumatera Utara dalam mendukung visi dan misi Bupati Deli Serdang, yaitu mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, sejahtera, religius, dan berkelanjutan
Polsek Beringin komitmen sebagaimana ungkapan dari bahasa latin yakni “Fiat justitia ruat caelum”, yang artinya “Hendaklah keadilan ditegakkan walaupun langit runtuh.
“Tutup MS sambil minta doa dan dukungan dari masyarakat Deli Serdang agar kasus ini dapat secara adil di lakukan Aparat Penegak Hukum
(Jhon Tobing)
1,686 total views, 2 views today