Penerapan Parkir Q~RIS Kota Surabaya Mendapat Penolakan Dari PJS, Perlu Ditinjau Kembali Demi Menjaga Kondusifitas.

Penerapan Parkir Q~RIS Kota Surabaya Mendapat Penolakan Dari PJS, Perlu Ditinjau Kembali Demi Menjaga Kondusifitas.

indopers.net | Surabaya – Penerapan bayar parkir pakai Qris di Surabaya mendapat penolakan dari para juru parkir (Jukir), yang tergabung dalam PJS (Pembela Jukir Surabaya) yang di ketuai oleh Izul Fiqri.

Mereka menolak sistem bayar parkir non tunai yang diterapkan Dishub Surabaya karena merasa kurang dengan hasil yang didapat, Baik jukir dan kepala dishub sempat adu argumen di lokasi.

“Kami sudah coba (Minggu/7-1 malam) dan kemarin Senin (8/1) ada penolakan untuk penerapan sistem (QRIS) tersebut,” kata Kepala UPT Parkir Dishub Kota Surabaya Jeane Taroreh saat dikonfirmasi, Selasa (9/1/2024)

Jeane mengaku pihaknya menerapkan bagi hasil retribusi dalam pembayaran non tunai. Di mana 40% nanti dibagi 5% untuk Kepala Pelataran (Katar) dan 35% jukir. Sedangkan 60% masuk ke PAD.

“Untuk yang QRIS kami menerapkan bagi hasil 60-40%. 40% itu dibagi, 5% untuk Katar (Kepala Pelataran) dan 35 persen Jukir. Jadi Jukir sudah (ada) penambahan 15 persen,” jelasnya.

“Jukir menolak pembayaran dengan QRIS ini karena dengan bagi hasil 35% setelah naik dari 20% itu merasa kurang,” tambahnya.

Ia mengatakan, para juru parkir mengingkan Dishub menjembatani bertemu dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Mereka ingin membahas solusi kebijakan tersebut.

“Permintaan dari paguyuban bisa difasilitasi ketemu dengan pimpinan tertinggi Pemkot Surabaya,” katanya.

Ia memaparkan, Pemkot Surabaya sudah mempersiapkan konsep parkir berlangganan. Khusus parkir berlangganan diterapkan di titik atau objek tertentu yang sebelumnya dilakukan pendataan dan belum tersentuh juru parkir.

“Jadi kami koordinasinya dengan manajemen dan tidak bersentuhan langsung dengan jukir. Parkir berlangganan pembayaran retribusi parkirnya langsung pemilik gedung yang bayar,” urainya.

Nantinya, penentuan pembayaran parkir berlangganan akan menyesuaikan beberapa aspek. Kemudian dikalkulasi dalam hitungan per satu bulan.

“Parkir berlanggan kami hitung kapasitasnya, turn over per hari berapa, terus dikali satu bulan. Jadi itu parkir berlangganan dan pembayaran dengan virtual account,” pungkasnya. (khoiron)

 477 total views,  1 views today

indopers.net

Menyampaikan Kebenaran Yang Jujur Untuk Keadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *