Pelaku Usaha Keluhkankan Mahalnya Tiket Pesawat, Kaji Ulang Kebijakan Bagasi Berbayar

Pelaku Usaha Keluhkankan Mahalnya Tiket Pesawat, Kaji Ulang Kebijakan Bagasi Berbayar

indopers.net | Lamandau (Kalteng) – HARGA tiket pesawat yang masih mahal dikeluhkan sejumlah pengusaha, bahkan menyebabkan penurunan omzet bagi pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Lamandau. Kondisi itu diperparah dengan adaya kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan oleh pihakn maskapai penerbangan.

Salah satu manajer perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Lamandau, Alex Gunawan mengaku harus mengurangi beberapa agenda perjalanan dinas ke luar daerah lantaran mahalnya tiket pesawat. Terhambatnya mobilitas itu tentu akan berdampak langsung dengan omzet perusahaan.

“Banyak deal-deal yang harus kita cancel dulu. Cost untuk melakukan perjalanan saat ini sangat tinggi,” keluh Alex saat dibincangi pada Rabu, (30/8).

Alex juga mengaku tingginya harga tiket dan kebijakan bagasi berbayar yang ditetapkan pihak maskapai penerbangan membuatnya berpikir ulang untuk mengajak keluarga liburan ke luar daerah. Bahkan ia rela membatalkan rencana perjalanan yang pernah direncanakan sebelumnya.

“Kita tunda dulu, menunggu harga tiket kembali normal,” ucapnya.

Dampak negatif mahalnya tiket pesawat dan penerapan kebijakan bagasi berbayar juga dirasakan pengusaha di sektor pariwisata yang mengandalkan kunjungan wisatawan. Akibat sejumlah calon konsumen menunda liburan, berdampak langsung pada penurunan omzet.

“Saat ini biaya berwisata melonjak dan orang akan berpikir dua sampai tiga kali bila ingin berlibur jauh-jauh,” ungkap salah satu pelaku usaha pariwisata, Nonik Irawati.

Selain harga tiket, Ia juga meminta instansi terkait melakukan kajian ulang terhadap aturan bagasai karena dirasakan masih agak memberatkan. Aturan bagasi berdampak terhadap wisatawan karena biaya bagasi cukup mahal, sementara layanan belum berubah menjadi lebih baik.

“Dampak kebijakan bagasi berbayar mulai dirasakannya karena ada paket wisata yang sebelumnya sudah diboking namun ditunda dengan harapan ada perubahan kebijakan dari maskapai nantinya,” ujar Nonik.

Dibeberkan Nonik, wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata akan berpikir ulang untuk membelanjakan produk kerajinan tangan karena khawatir biaya bagasi pesawat akan membengkak.

“Otomatis usaha-usaha kecil menengah masyarakat yang menjual souvenir atau oleh-oleh juga terdampak,” katanya.

Untuk itu, Ia berharap ada kebijakan instansi terkait yang bisa mengkaji kembali kondisi tersebut, sehingga tidak berdampak merugikan sektor pariwisata yang saat ini tengah dikembangkan secara masif untuk mendukung perekonomian di daerah. (A HADI)

 66 total views,  1 views today

indopers.net

Menyampaikan Kebenaran Yang Jujur Untuk Keadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *