Pasien Tuduh Puskesmas Botolinggo Bondowoso Lalai, Kepala Puskesmas Bungkam.
indopers.net, Bondowoso (Jatim)
Puskesmas Botolinggo kini menjadi sorotan publik. Pasalnya, ada pasien yang malahirkan kemudian bayinya meninggal.
Keluarga pasien menuturkan kronologisnya, pada Jumat siang 5 November 2021, pasien inisial RJ dibawa ke Puskesmas Botolinggo karena mau melahirkan.
Sesampainya di PKM Botolinggo, pasien kemudian ditangani oleh petugas medis yang berinisial D dan petugas medis lainnya, mereka memberitahu bahwa kemungkinan pasien akan melahirkan dengan dioperasi caesar (sesar).
“Kami minta kepada petugas medis agar segera bawa ke rumah sakit untuk dirujuk, tapi petugas tersebut masih mengulur-ngulur waktu dengan alasan tidak ada sopir ambulance katanya, padahal di PKM ada sopir cadangan ambulance,” ujar keluarga pasien.
Selang beberapa saat, petugas puskesmas pergi ke ruangannya tampa ada kejelasan. Akhirnya, keluarga pasien mengetok pintu petugas medis untuk menanyakan kejelasan pasien, apakah jadi dirujuk atau tidak.
“Petugasnya bilang, disuruh nunggu saja karena masih buka dua,” kata keluarga pasien.
Keluarga pasien kemudian mendesak petugas medis PKM Botolinggo untuk segera melakukan rujukan, mengingat kondisi pasien sudah lemah.
“Lalu si petugas itu bilang, kalau mau dirujuk ada dua pilihan, ke RSUD Bondowoso atau Mitra Medica, kami mintanya ke mitra medika,” ucap keluarga pasien.
Setelah itu, lanjut keluarga pasien. Petugas pamitnya mau menghubungi pihak mitra medika, selang sekitar setengah jam, petugas bilang kalau di mitra medika sudah penuh.
Keluarga pasien kemudian minta rujuk ke RSU dr Koesnadi Bondowoso, namun petugas mengatakan bahwa, pelayanan di RSUD Koesnadi tidak cepat.
“Petugas itu bilang, kalau dibawa ke rumah sakit umum Bondowoso, tidak cepat ditangani, masih butuh proses segala sesuatunya.” Ungkap keluarga pasien.
Akhirnya, petugas medis memutuskan untuk membawa pasien ke Rumah Sakit Mitra Sehat Situbondo.
“Dari ruang rawat PKM Botolinggo, sampai ke ambulance, pasien ini jalan kaki, padahal ada kursi roda, tapi petugasnya diam saja, membiarkan pasien jalan kaki,” ujar keluarga pasien.
Keluarga juga menjelaskan, saat dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Sehat Situbondo menggunakan ambulance, selama dalam perjalanan dari PKM Botolinggo ke Situbondo, pasien tidak diberi oksigen di dalam ambulance.
Bahkan, kata keluarga pasien, dua orang petugas medis PKM Botolinggo duduk di kursi depan samping sopir.
“Biasanya ada petugas yang dibelakang mendampingi pasien, itu malah duduk di depan semua,” terang keluarga pasien.
Tak ayal, pasien yang dalam keadaan mau melahirkan itu pun sempat mengalami sesak di dalam ambulan.
Pasien pun tiba di RS Mitra Sehat, untuk dilakukan penanganan medis, dan akhirnya bayinya meninggal saat itu juga di RS Mitra Sehat Situbondo.
Dengan kejadian itu, keluarga pasien rencananya akan menempuh jalur hukum terkait pelayanan PKM Botolinggo.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Botolinggo beberapa kali dihubungi via selulernya, bungkam. Bahkan awak media ke PKM Botolinggo, namun Kapus juga tidak ada di tempat.
Tim media kemudian melanjutkan konfirmasi ke Rumah sopir ambulance PKM Botolinggo, sopir pun terkesan plin-plan saat dikonfirmasi.
Sopir ambulance mengaku lupa, saat awak media menanyakan apakah dalam ambulance disediakan oksigen untuk pasien.
Dia juga mengaku lupa tentang posisi kedua orang petugas medis, apakah duduk di depan semua atau ada yang bersama pasien di belakang.
Sampai berita ini ditayangkan, pada Sabtu (20/11/2021), tidak ada klarifikasi dari pihak Puskesmas Botolinggo.
( Tim/Rudy )
1,132 total views, 1 views today