Proyek Jalan Penghubung Antara Tanjung Trantang – Sebuai Barat Kabupaten Kotawaringin Barat Berkualitas Buruk.
indopers.net | Kotawaringin Barat (KALTENG) – Proyek jalan penghubung antar desa yang juga menghubungkan antara dua wilayah kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), dinilai buruk kualitasnya oleh sejumlah warga setempat.
Pasalnya, jalan aspal yang meliputi wilayah tiga desa yaitu Desa Tanjung Trantang dan Desa Tanjung Putri Kecamatan Arut Selatan (Arsel) serta Desa Sebuai Barat Kecamatan Kumai, di beberapa titik jalan, lapisan aspalnya sudah pecah.
Padahal, pengerjaan proyek infrastruktur tersebut baru selesai beberapa pekan lalu.
Yoyo, salah seorang warga Tanjung Trantang Kecamatan Arut Selatan mengatakan, sebagai warga masyarakat dirinya merasa senang dengan adanya pembangunan jalan yang melintasi desanya. Badan jalan yang tadinya jelek saat ini sudah beraspal dan terlihat mulus. “Sampai ke Tanjung Putri sudah aspal semua,” ujarnya.
Meskipun demikian, lanjut dia, di sisi lain juga menyayangkan terkait dengan kualitas hasil pekerjaan proyek jalan tersebut. Ia menilai kualitasnya buruk. “Coba sampean lihat-lihat ke sana, diperhatikan saja, terlihat aspalnya tipis, bahkan kalau yang di pinggir-pinggir sudah mulai pada retak,” bebernya.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang warga Desa Tanjung Putri Kecamatan Arut Selatan yang namanya tidak mau disebutkan, Dia mengungkapkan kualitas proyek pembangunan jalan yang melintasi wilayah desanya patut dipertanyakan.
“Bukan hanya proyek yang dikerjakan tahun ini, tapi juga tahun-tahun sebelumnya,” cetusnya.
Dia menjelaskan, proyek jalan dari Desa Tanjung Trantang Kecamatan Arsel sampai wilayah Sebuai Kecamatan Kumai dikerjakan dalam beberapa tahun anggaran.
Pembangunan dilakukan secara bertahap, yaitu mulai dari penimbunan, agregat hingga pengaspalan. “Setahu saya kontaktornya dari dulu sama si Jimi, walaupun memakai perusahaannya yang berbeda,” beber warga yang aktif di kegiatan Desa Tanjung Putri ini.
Lebih lanjut dia menerangkan, buruknya kualitas pekerjaan proyek dapat lihat dari campuran agregat dan juga pengaspalannya. Terbukti, proyek yang dikerjakan tahun sebelumnya juga sudah mulai rusak, yang mana di beberapa titik aspalnya ada yang terkikis dan juga badan jalan ada yang sudah bergelombang.
“Dulu, waktu nimbun agregat, antara batu dengan tanahnya kebanyakan tanahnya, makanya dulu sebelum diaspal, pas turun hujan jalannya becek susah dilewati, karena kenbanyakan tanah dan kelihatan tanah semua.”
Sementara itu, berdasarkan pantauan awak media indopers.net di lapangan, proyek jalan dari Tanjung Trantang sampai batas Sebuai Barat dikerjakan oleh dua perusahaan.
Dari Desa Tanjung Terantang ke wilayah Desa Tanjung Putri dikerjakan oleh CV Kinta Abadi. Anggarannya hampir Rp12,5 miliyar, dari APBD Kobar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Kontraktornya bernama Jimi, yang disebut-sebut juga telah mengerjakan proyek pada tahun-tahun sebelumnya di jalan yang sama, dengan titik berbeda (berkelanjutan).
Sedangkan untuk proyek jalan dari Tanjung Putri ke Sebuai Barat dikerjakan oleh CV Izzaka Karya, dengan anggaran Rp4,9 miliyar, bersumber dari APBD Kobar. Menurut informasi, kontraktornya bernama Hendri. (A.HADI )
503 total views, 3 views today