Keluarga Mbah Ramelan Melestarikan Tradisi Jawa Puput Puser

Keluarga Mbah Ramelan Melestarikan Tradisi Jawa Puput Puser

indopers.net, Surabaya – Rangkaian tradisi kelahiran bayi dalam adat budaya jawa salah satunya adalah puput puser. Puput puser atau pupak puser, bisa diartikan bahwa tali puser bayi sudah puput atau ari-ari bayi terlepas dari sendi usus perut, biasanya sesudah lima atau tujuh hari dari bayi lahir atau sepasar.

Tradisi puput puser bayi yang baru lahir ini semakin jarang dilakukan, sedangkan bagi masyarakat Jawa, tradisi ini dahulu dipegang teguh karena kelahiran bayi adalah hal yang sakral. Sehingga sebaiknya diadakan upacara adat untuk menyambutnya.

Tetapi seiring tergerusnya perkembangan zaman di era milenial ini, puput puser sudah jarang dilakukan, hanya saja beberapa masyarakat masih menjaga tradisi sampai saat ini.

Berbeda dengan keluarga besar mbah Ramelan yang sampai saat ini memegang tradisi jawa tersebut, seorang putra buyut mbah Ramelan pada hari ini Senin 13/6/2022 melaksanakan tradisi puput puser atau puputan masih dipakai dan masih melekat kuat dalam keluarga besar mbah Ramelan.

Keluarga Pemimpin Redaksi (Pemred) Berita Umum Nasional INDOPERS.NET Bapak Purnomo melaksanakan acara puput puser atau puputan pada senin 13/6/2022, untuk kelahiran cucu laki-laki pertama bernama Bryan Stevvano Mardianus Purnomo buah dari pernikahan putrinya bernama Rany Permana Putri dengan Fredy Mardianus.

Dalam acara puput puser tersebut dilakukan secara sederhana, hanya membuat tumpeng dan beberapa jajanan pasar saja.

Purnomo menjelaskan karena mengingat masih dalam masa pandemi Covid 19 dan harus mematuhi anjuran pemerintah terkait protokol kesehatan, acara tersebut dilakukan oleh beberapa orang tetangganya saja, Pur sapaan akrabnya meyakini acara ini hanya sebagai syarat saja. terangnya…

Acara tersebut dilaksanakan sesudah Ashar menjelang magrib, dalam acara tersebut mereka bersama-sama mendo’akan si jabang bayi untuk memohon keselamatan di dunia dan akhirat kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar menjadi anak yang soleh berbakti kepada orang tua dan berguna bagi agama, negara, keluarga dan sesamanya.

Semoga tradisi seperti ini akan terus dilestarikan dan selalu dijaga agar tidak pudar tergerus modernisasi atau bahkan globalisasi,”Pungkas Pur.

(poer red)

 395 total views,  2 views today

indopers.net

Menyampaikan Kebenaran Yang Jujur Untuk Keadilan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *